Kamis, 23 Januari 2020


"Senja"

Karena senja tak pernah memintamu menunggu.
***
Pada akhirnya senja hanya semakin menjauh.
Namun ia tak pernah sanggup melenyapkan cinta yang paling diam dari pandangan mata, apalagi hati.
Lalu aku hanya menunggunya saat magrib tiba.
***
Senja tak pernah salah. Hanya kenanganlah yang kadang membuatnya basah. Dan pada senja, akhirnya kita mengaku kalah.
***
Senjaku, mulai menepi. Ke peraduannya.
***
Sekalipun hanya sejenak, Namun senja pergi meninggalkan rasa hidup ini amat teramat singkat. Titipkanlah asa.
***
Parade
Senja
Menggila.
***
Malam membuatku ingin menulis rindu, bukan untuk kau baca. Karena rindu yang sesungguhnya telah kau tinggal di tepian senja.
***
Lantas, ku lihat segelintir Jingga
Melintas di hadapanku.
***
Maaf. Kisah kita, sekarang sudah berbeda. Jadi jangan samakan. Dengan keadaan kita yang sekarang.
***
Saat itu, Hujan gerimis di kala Sang Dewi malam beranjak. Menjadi saksi.
***
Bukan menolak. Hanya belum saatnya saja.
***
Ingat. Setia itu memang sulit, tapi lihatlah Jingga. Selalu menggenapkan warna nya, demi senja di setiap harinya.
***
Jarak. Waktu. Cinta. Tunggu aku kembali.
***
Terimakasih. Karena sudah kau pegang erat sukmaku di sana. Sampai bertemu (lagi).
***
Kita memang ditakdirkan untuk jauh raga oleh jarak. Tapi Kita juga ditakdirkan untuk melihat Senja yang sama tanpa jarak.
***
Tanpamu aku serupa daun kering yang dilepaskan ranting, terbawa angin tanpa arah dan tanpa ingin.
***
Mungkin kelak akan ada senja yang sepi untukmu, satu persatu kenangan mulai kau ingat, dan tersenyum ketika giliranku lewat.
***
Senja mengajarkan bahwa sesuatu yang berakhir, tak selamanya tak indah. Karena senja termasuk salah satu suguhan ternikmat yang disajikan.
***
Senja tak pernah membenci awan kelabu yang sering menutupinya.
Berhenti menjadi pecandu senja. Tidak ada apa-apa di sana kecuali romantisme berlebih tentang cinta yang tak sempat kau raih.
***
Tak salah lagi aku selalu mengagumi senja. Senja cukup lapang untuk menampung gelap dan cahaya juga duka dan suka secara bersamaan.
***
Biar lelah
Tapi dia, tetap indah.
***
Senjaku; Selalu bermakna Apapun itu, Senja tak pernah memintaku, tuk menunggu. Itu saja.
***
Senja. Perpaduan yang sungguh indah bagi alam semesta.
  Sumber: https://titikdua.net/kata-kata-senja/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar